Yogyakarta, www.today.co.id
-
Jika kita mendengar orang menyebut Kota Yogyakarta, yang langsung
terbayang dalam benak kita adalah Malioboro, sebuah nama jalan yang
menjadi pusat perbelanjaan pernak-pernik hasil kreatifitas cerdas
masyarakat kota kecil yang sudah mendunia.
Ada pula Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat, istana Sri Sultan
Hamengkubuwono X yang menjadi ikon keistimewaan kota ini. Selain itu,
yang juga selalu diceritakan orang-orang yang melancong ke Yogyakarta,
adalah keramahan luar biasa para penduduknya.
Apabila anda berputar-putar di kota ini, jangan sungkan-sungkan untuk
bertanya, coba rasakan keramahan penduduk Yogyakarta yang dengan bangga
akan memberikan petunjuk arah dan menjelaskan tempat-tempat terbaik
untuk anda plesiran.
Dan masih banyak lagi tempat-tempat terkenal dari kota kecil yang
istimewa tersebut. Selain tempat-tempat istimewa yang wajib disinggahi,
Yogyakarta juga sangat terkenal dengan wisata kulinernya. Mulai dari
gudeg, bakmi jawa, brongkos, sampai makanan jajanan geplak dan bakpia.
Semua keindahan dan hiruk pikuk di atas akan anda langsung anda rasakan
jika anda menginjakkan kaki di kota istimewa ini. Yang tak kalah
menarik, apabila anda menyempatkan diri menikmati suasana malam kota,
jangan lupa mampir di jalan Mangkubumi, lokasinya di sebelah utara
Malioboro, tepatnya di depan kantor surat kabar Kedaulatan Rakyat atau
orang sering menyebutnya KR.
Di jalan tersebut, anda akan terheran-heran dengan keramaian anak-anak
muda yang mangkal di sebuah angkringan. Sebuah gerobak dorong yang
menjual aneka makanan dan minuman yang terkenal dengan Nasi Kucing, nasi
bungkus yang berukuran kecil yang harganya tidak lebih dari 3000
rupiah.
Angkringan yang buka mulai pukul 17.30 sore sampai pukul 02.30 pagi
tersebut sudah berdiri dari tahun 1996 dan memiliki 3 karyawan. Awalnya,
Pak Jabrik, pemilik angkringan KR tersebut, membuka angkingannya dengan
modal Cuma 300 ribu rupiah.
Kurun waktu sampai 2009, angkringan KR tersebut hanya angkringan biasa
seperti angkringan yang lain yang tidak begitu ramai. Namun, pada akhir
2009, Pak Jabrik mencoba menambah jenis makanan yang dia jual.
Alhasil, para pembeli semakin hari semakin ramai menjadi pelanggan
angkringan KR tersebut. Ketika www.today.co.id mencoba mampir dan
berbincang dengan dengan Pak Jabrik (26/2), tentang aktifitas
angkringannya, Pak Jabrik menjelaskan dengan keramahan khas Yogyakarta.
“Kalau lagi sepi mas, paling sekitar 100 orang yang “jagongan” di sini.
Tapi kadang-kadang kalau lagi ramai, bisa sampai 600 orang, sampai saya
dan teman-teman kewalahan melayani mereka, karena semakin malam semakin
ramai,” papar Pak Jabrik.
Pak Jabrik juga menjelaskan kalau makanan yang dia jual memang ada
banyak jenisnya. Ada nasi kucing kikil, langgi, rica-rica, rames, oseng
tempe, sambel teri, dan nasi sambel usus, yang dalam semalam bisa
menghabiskan sampai 200 bungkus.
Disamping nasi kucing, ada pula tempe goreng, tahu goreng, sate usus,
kerupuk rambak, sate bakso, arem-arem, telur asin, rempeyek, dan
keripik. Jenis minuman yang dijual seperti es teh, teh manis, susu jahe
gula batu, es tape ketan, tape ketan hangat, milo, susu, sampai kopi
hitam.
Harga makanannya pun relatif murah, berkisar antara 500 rupiah sampai
2500 rupiah, dengan omset penjualan dalam semalam mencapai 1,3 juta
sampai 3 juta rupiah. Keuntungan yang diperolehpun bisa mencapai 700
ribu sampai 1,5 juta dalam sekali jualan, sangat besar untuk ukuran
gerobak dorong yang modal awalnya cuma 300 ribu rupiah.
Para pembeli rata-rata adalah mahasiswa, meskipun juga banyak 'bule'
luar negeri yang juga suka nongkrong di angkringan Pak Jabrik. Jadi,
jika anda sedang berada di jogja, tak ada salahnya mampir ke angkringan
Pak Jabrik.
Sumber: www.today.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar