Jika anda menginginkan 'satu solusi' bagi ekspor dan impor anda, hubungi kami segera, kami akan melayani anda sebaik-baiknya...

Jumat, 25 Maret 2011

Pengusaha Furnitur Tak Ciut Serbu Pasar China

Jakarta - Pengusaha furnitur Indonesia tak khawatir kalah bersaing di pasar ekspor China. Padahal furnitur impor asal China justru telah menguasai 50% pasar furnitur impor di dalam negeri karena terkenal murah.

Ketua Umum Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono mengatakan saat ini produk furnitur China sudah tidak murah lagi. Pasalnya, subsidi pemerintah China mulai ditarik, sehingga harga di China sudah 5 kali lipat dengan harga produk Indonesia.

"Kita tidak usah takut dengan China, desain kita bagus, kualitas kita bagus, yang ini harus kita pertahankan. Apalagi China sekarang harganya sudah mahal,
subsidi ditarik. Inilah waktu kita menang," ujarnya ketika ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian, Jl. Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (25/3/2011).

Menurut Ambar, produk furnitur Indonesia memiliki segmentasi tersendiri sehingga tidak perlu berebut pasar dengan produk China yang menguasai segmen bawah.

"Kita itu bisa mengisi pasar menengah ke atas, sedangkan China pasar menengah ke bawah," ujarnya.

Meskipun, Ambar akui kemampuan Cina merebut pasar sudah tidak bisa disaingi karena China merupakan ekspor pertama di dunia.

"Sudahlah, Cina itu negara maju, negara eksportir pertama di dunia. Jadi kita tertawa dan maju saja," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan perlunya antisipasi produk furnitur China ke Indonsesia. Caranya relokasi industri
furnitur dan terus berupaya meningkatkan daya saing, selama ini bahan baku furnitur Cina berasal dari Indonesia.

"Banyak bahan baku diekspor di Indonesia, kita mau pindahin ke sini jadi produksi dalam negeri, kedua meningkatkan daya saing industri nasional. Justru kita mesti antisipasi. Membuat industri rotan dibeli industri dibeli orang Indonesia, domestik market," tandasnya.

Sumber: http://www.detikfinance.com/kanal/1036/industri

Tidak ada komentar: